BAB 1
PENDAHULUAN
Metode pembelajaran Quantum Learning dikembangkan oleh Bobby De Potter, hal – hal dalam quantum learning mengandung hal – hal yang berisikan untuk menjadikan pusat perhatian , menyatukan potensi manusia dengan alam , penekanan pada interaksi ,penekanan pada percepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi ,kealamiahan dan kewajaran dalam proses pembelajaran , pemaknaan dan kebermutuan ,perpaduan konteks dan isi pembelajaran , pembentukan nilai akademis , skill dalam hidup dan prestasi fiskal, nilai dan keyakinan sebagai proses penting dalam pembelajaran , keberagaman dan keberhasilan , mengoperasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran .
Untuk mengatur pertumbuhan otak , maka kita harus terus memperhatikan perkembangan sensor motorik yang ditandai dengan stimulus berupa kontak dengan lingkungan . Ataupun perkembangan kecerdasan emosional – kognitif melalui stimulus yang berupa bermain , meniru sesuatu, dan mendongeng. Untuk mendukung jalannya proses belajar diperlukan tata ruang yang baik , seperti penataan perabotan , cahaya, suasana, musik, temperatur dan tanaman.
PR lagi…malas ah …! , gerutu sebagian besar anak –anak saat ibu guru yang mengajar matematika memberitahukan soal –soal yang menjadi bahan pekerjaan rumah. “ Materi pelajaran ini sangat perlu, karena akan menjadi pertimbangan bagi nilai matematika untuk semester ini , jadi semua harus mengerjakannya dan akan dikumpulkan lusa pada jam ke-3 “, kata ibu Endang sambil sambil memperbaikan kaca mata bacanya.Banyak gerutu yang terdengar , saat ibu guru menutup pelajaran hari itu. Dalam situasi ini, banyak siswa yang merasa sekolah sangat membebani hidup mereka. Mereka tidak langsung menurut bila disuruh melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pelajaran sekolah. Mereka lebih tertarik bermain , menonton TV atau mengikuti kegiatan lai daripada belajar.
Pengamatan seperti kejadian di atas merupakan pemandangan yang umum tentang ketidak sukaan anak terhadap kegiatan belajar. Ada pula dukungan dari survei yang dilakukan oleh Tony Buzan dan Bobby De Potter. Tiga puluh tahun lamanya mereka melakukan penelitian yang berkaitan dengan assosiasi seseorang dengan kiat belajar dan bagaimana cara agar belajar menjadi sesuatu hal yang menyenangkan . Belajar membuat siswa merasa penting, aman dan nyaman merupakn target penelitian mereka. Berdasarkan teori Dr Geogi Lozanov,Bobby De Potter berhasil menciptakan suatu iklim yang baru dalm pembelajaran di sekolah yang disebut dengan Quantum Learning.
BAB II
ISI
A. METODE QUANTUM LEARNING
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme). Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan.
Prinsip suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning, pemercepatan belajar: yakni, proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Suasana belajar yang efektif diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif, dan emosi yang sehat.
“Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan posistif – faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang (Bobby De Porter dan Hernacki, 1992)
Selanjutnya Porter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka mengamsalkan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalah materi”. “Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”. Pada kaitan inilah, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode tertentu. Termasuk konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar, seperti: teori otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (metaphoric learning), simulasi/permainan.
B. CIRI-CIRI QUANTUM LEARNING
Menurut DePorter (2002:54) dalam pembelajaran Quantum Learning ada 4 ciri spesifik yang berguna untuk meningkatkan otak untuk memahami suatu informasi yang diberikan. Ciri-ciri tersebut adalah:
• Learning To Know yang artinya belajar untuk mengetahui
• Learning To Do yang artinya belajar untuk melakukan
• Learning To Be yang artinya belajar untuk menjadi dirinya sendiri
• Learning To Live Together yang artinya belajar untuk kebersamaan
Guru dituntut untuk memiliki metode belajar yang bervariasai dan kreatif, karena cara-cara berpikir anak itu lebih logis, kritis, rasa ingin tahu tinggi.
Dalam buku Quantum Learning yang ditulis oleh Bobbi DePorter dan Mike Hernacki ada 3 (tiga) metode utama dalam pembelajaran Quantum Learning
• Mind Mapping yang artinya peta pikiran.
Peta pikiran merupakan salah satu cara yang bisa digunakan dalam quantum learning, manfaat dari peta pikiran antara lain belajar menjadi lebih fleksibel dan memusatkan perhatian, meningkatkan pemaknaan dalam pembelajaran dan proses penyerapan informasi.
• Speed Reading yang artinya membaca cepat
• Super Memory System yang artinya menoptimalkan daya ingat
MS Bobbi memberi 5 dalil yang harus dipenuhi untuk menciptakan Learning Environment yang efektif dalam quantum learning yaitu :
1. Everything Speech
Dalam setiap lingkungan belajar semua hal ikut bicara, dengan dua nada positif dan negatif . Baik dinding ruangan , tulisan di papan , bahasa tubuh guru , gerakan para murid , poster yang ditempel dan sebagainya ikut bicara. Penting untuk menjadikan semua di lingkungan belajar bicara dalam bahasa dan nada yang positif. Termasuk memasukan gerakan tubuh dalam proses belajar dan menghafal.
2. Everything is on purpose
Karena semua harus terbicarakan secara positif , maka segala yang dilakukan pendidik dalm proses pembelajaran harus terencana dengan baik, demi membangun atmosfer yang menyenangkan.
3. Experience before label
Beri pengalaman sebelum masuk materi kepada peserta didik. Bangun skema umum dalam otak, sehingga saat kegiatan ke depan mereka dapat menemukan arti dari yang mereka pelajari melalui hubungan skema tadi. Einstein berkata “ Experience create further learning .” Mungkin ini yang dimaksud dengan belajar secara kontekstual ( learning by doing ).
4. Acknowledge every effort
Bagi setiap siswa belajar adalah sebuah proses yang membuat mereka harus mengambil resiko untuk keluar dari zona nyaman. Memberi upaya 100 % dalam setiap proses pembelajaran adalah pilihan bagi mereka. Meski sejatinya semua anak mampu memberikan 100% usaha mereka dalam proses belajar , belum tentu mereka mau. Pendidiklah yang harus mengeluarkan potensi mereka. Salah satu caranya adalah dengan menghargai setiap usaha sekecil apapun, hal ini dapat membuat proses belajar lebih menyenangkan.
5. Everything that’s worth learning is worth celebration
Menjadikan setiap lanngkah maju perlu dirayakan . Ciptakan kemenangan di dalamnya.Biasanya jika selesai satu langkah proses belajar akan segera berlanjut ke langkah berikutnya tanpa perlu membuat perayaan. Perayaan ini akan memberi dasar positif pada proses pembelajaran sehingga menciptakan perubahan keyakinan diri. Dengan mengakui perkembangan yang telah tercapai.
C. PRINSIP DASAR QUANTUM LEARNING
1. Kekuatan Pikiran
Beberapa hal yang penting dicatat dalam quantum learning adalah sebagai berikut. Para siswa dikenali tentang “kekuatan pikiran” yang tak terbatas. Ditegaskan bahwa otak manusia mempunyai potensi yang sama dengan yang dimiliki oleh Albert Einstein. Selain itu, dipaparkan tentang bukti fisik dan ilmiah yang memerikan bagaimana proses otak itu bekerja. Melalui hasil penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan “cara yang menyenangkan dan bebas stres”. Bagaimana faktor-faktor umpan balik dan rangsangan dari lingkungan telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja. Hal ini menegaskan bahwa kegagalan, dalam belajar, bukan merupakan rintangan. Keyakinan untuk terus berusaha merupakan alat pendamping dan pendorong bagi keberhasilan dalam proses belajar. Setiap keberhasilan perlu diakhiri dengan “kegembiraan dan tepukan.” yang memompa diri untuk lebih berhasil lagi.
2. Penyeimbangan Otak Manusia
Berdasarkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur dan struktur otak manusia bekerja, dibuat model pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan kecerdasan linguistik, matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intarpersonal, dan intuisi.
Otak manusia mempunyai tiga bagian dasar, yang seluruhnya dikenal sebagai “otak triune(Three in One)”.Tiga bagian dasar dari otak bertanggung jawab atas fungsi yang berbeda-beda.
a). Batang atau otak reptilia, bagian otak ini bertanggung jawab atas fungsi-fungsi motor sensor- pengetahuan tentang realitas fisik yang berasal dari pancaindra. Perilaku berkaitan dengan insting mempertahankan hidup, dorongan untuk mengembangkan spesies. Ketika merasa tidak aman , spontan bangkit dan bersiaga atau melarikan diri dari bahaya inilah disebut reaksi”hadapi atau lari”. Inilah reaksi yang merupakan keharusan pada masa-masa perkembangan awal manusia, jika otak reptil ini dominan, kita tidak dapt berfikir pada tingkat yang lebih tinggi.
b).Sistem limbik atau otak mamalia, bagian otak ini fungsinya bersifat emosional dan kognitif; yaitu menyimpan perasaan, pengalaman yang menyenangkan, memori, dan kemampuan belajar. Selain itu juga mengendalikan bioritme, seperti pola tidur, lapar,haus, tekanan darah, detak jantung, gairah seksual, temperatur dan kimia tubuh, metabolisme, dan sistem kekebalan. Sistem limbik adalah panel kontrol utama yang menggunakan informasi dari indra penglihatan, pendengaran, sensasi tubuh, indra peraba dan penciuman sebagai inputnya. Kemudian, informasi tersebut didistribusikan ke bagian pemikir di dalam otak yaitu neokorteks.
c).Neokorteks, tempat bersemasyam kecerdasan yang mengatur pesan-pesan yang diterima melalui penglihatan, pendengaran, dan sensai tubuh. Hasilnya merupakan penalaran, berfikir secara intelektual, pembuatan keputusan, perilaku waras, bahasa,kendali motorik sadar, dan ideasi.
Bagaimana mengembangkan fungsi motor sensorik (melalui kontak langsung dengan lingkungan), sistem emosional-kognitif (melalui bermain, meniru, dan pembacaan cerita), dan kecerdasan yang lebih tinggi (melalui perawatan yang benar dan pengondisian emosional yang sehat). Bagaimana memanfaatkan cara berpikir dua belahan otak “kiri dan kanan”.
1. Proses berpikir otak kiri (Otak kiri selalu digunakan untuk berpikir logis, yaitu : mengacu pada urutan. Berpikir rasional: harus ada alasan dari setiap tindakan yang kita lakukan. Berpikir sekuelsial yaitu mengacu pada urutan yang harus kita lakukan,berpikir Liniear : general / menyeluruh tentang apa yang kita lakukan akan memiliki dampak atau akibat dari setiap tindakan yang kita perbuat, dan berpikir secara Konvergen /terpusat dan fokus,berpikir vertikal (struktural, menganalisis masalah mulai dari yang besar ke hal yang paling kecil), misalnya, dikenakan dengan proses pembelajaran melalui tugas-tugas teratur yang bersifat ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detil dan fakta, fonetik, serta simbolisme.
2. Proses berpikir otak kanan (Otak kanan terbiasa dengan berpikir secara acak, tidak teratur / insidental, Intuitif : mengacu pada fakta dan dikaitkan dengan imajinasi,Holistik / menyeluruh, Divergen (menyebar), lateral ( berpikir lebih kompleks dan mengkaitkannya dengan hal – hal lain ), dikenakan dengan proses pembelajaran yang terkait dengan pengetahuan nonverbal (seperti perasaan dan emosi), kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran orang atau suatu benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.
Semua itu, pada akhirnya, tertuju pada proses belajar yang menargetkan tumbuhnya "emosi positif, meningkatkan kekuatan otak, keberhasilan, dan kehormatan diri." Keempat unsur ini bila digambarkan saling terkait. Dari kehormatan diri, misalnya, terdorong emosi positif yang mengembangkan kekuatan otak, dan menghasilkan keberhasilan, lalu (balik lagi) kepada penciptaan kehormatan diri. Terlepas dari perbedaan nyata dalam kecerdasan dan tingkat kesuksesan di antar orang-orang, manusia mempunyai susunan saraf yang sama. Fisiologi otak kita sangat mirip dengan otak orang lain, bahkan juga dengan pemikir cemerlang seperti Einstein dan Da Vinci
Walaupun keduanya memiliki fungsi yang berbeda, namun masing-masing individu
memiliki kecenderung untuk menggunakan salah satu yang dominan dalam memecahkan masalah hidup dan bekerja. Setiap bagian dari otak mendominasi dalam aktivitas namun keduannya terlibat dalam hamper semua proses pemikiran.
3. Motivasi
Dari proses inilah, quantum learning menciptakan konsep motivasi, langkah-langkah menumbuhkan minat, dan belajar aktif. Membuat simulasi konsep belajar aktif dengan gambaran kegiatan seperti: “belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang Anda pelajari untuk keuntungan Anda, mengupayakan agar segalanya terlaksana, bersandar pada kehidupan.” Gambaran ini disandingkan dengan konsep belajar pasif yang terdiri dari: “tidak dapat melihat adanya potensi belajar, mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman belajar, membiarkan segalanya terjadi, menarik diri dari kehidupan.”
Dalam kaitan itu pula, antara lain, quantum learning mengonsep tentang “menata pentas: lingkungan belajar yang tepat.” Penataan lingkungan ditujukan kepada upaya membangun danmempertahankan sikap positif. Sikap positif merupakan aset penting untuk belajar. Peserta didik quantum dikondisikan ke dalam lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik maupun mental. Dengan mengatur lingkungan belajar demikian rupa, para pelajar diharapkan mendapat langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar.
Penataan lingkungan belajar ini dibagi dua yaitu:
a. Lingkungan mikro ialah tempat peserta didik melakukan proses belajar (bekerja dan berkreasi). Quantum learning menekankan penataan cahaya, musik, dan desain ruang, karena semua itu dinilai mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap, dan mengolah informasi. Ini tampaknya yang menjadi kekuatan orisinalitas quantum learning. Akan tetapi, dalam kaitan pengajaran umumnya di ruang-ruang pendidikan di Indonesia, lebih baik memfokuskan perhatian kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur seperti: meja, kursi, tempat khusus, dan tempat belajar yang teratur. Target penataannya ialah menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai. Keadaan santai mendorong siswa untuk dapat berkonsentrasi dengan sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah. Keadaan tegang menghambat aliran darah dan proses otak bekerja serta akhirnya konsentrasi siswa.
b. Lingkungan makro ialah “dunia yang luas.” Peserta didik diminta untuk menciptakan ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta untuk memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya. “Semakin siswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mengatasi sistuasi-situasi yang menantang dan semakin mudah Anda mempelajari informasi baru,” tulis Porter. Setiap siswa diminta berhubungan secara aktif dan mendapat rangsangan baru dalam lingkungan masyarakat, agar mereka mendapat pengalaman membangun gudang penyimpanan pengertahuan pribadi. Selain itu, berinteraksi dengan masyarakat juga berarti mengambil peluang-peluang yang akan datang, dan menciptakan peluang jika tidak ada, dengan catatan terlibat aktif di dalam tiap proses interaksi tersebut (untuk belajar lebih banyak mengenai sesuatu). Pada akhirnya, interaksi ini diperlukan untuk mengenalkan siswa kepada kesiapan diri dalam melakukan perubahan. Mereka tidak boleh terbenam dengan situasi status quo yang diciptakan di dalam lingkungan mikro. Mereka diminta untuk melebarkan lingkungan belajar ke arah sesuatu yang baru. Pengalaman mendapatkan sesuatu yang baru akan memperluas “zona aman, nyaman dan merasa dihargai” dari siswa.
D. FUNGSI QUANTUM LEARNING
1. Bagi guru
• Agar dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa tidak mudah bosan
• Guru dapat memiliki metode belajar yang bervariasi dan kreatif, karena cara- cara berfikir anak lebih logis,kritis ,rasa ingin tahu tinggi
• Dapat menciptakan jalinan pengertian siswa dan guru
2. Bagi Siswa
• Dalam proses belajar, siswa dapat belajar dengan kecepatan yang mengesankan dengan upaya normal disertai kegembiraan
• Membantu para siswa menjadi responsive dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas
• Dapat menumbuhkan minat dan belajar aktif
E. MANFAAT QUANTUM LEARNING
1.Sikap positif
2. Motivasi
3. Ketrampilan belajar seumur hidup
4. Kepercayaan diri
5.Sukses
bAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Quantum learning bisa jadi merupakan teori pembelajaran yang paling handal pada saat ini. Seperti orkestra dalam sebuah simfoni, berbagai elemen ini diorkestra secara hati-hati untuk menciptakan suatu pengalaman belajar yang lebih lengkap dan menyenangkan. Jadi dapat dinyatakan bahwa quantum learning merupakan kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas .
Para pelajar quantum learning dapat belajar secara menyenangkan dengan beberapa cara berikut ini :
1. Melihat sekilas : sebelum membaca lihat materi bacaan secara sekilas pada malam sebelumnya,dan lihat kembali catatan sebelum memulai pelajaran di sekolah atau melakukan presentasi.
2. Inilah saatnya : Manfaatkanlah setiap waktu , jadikan semua subyek menarik, dan bersikap kreatiflah.
3. Tempat belajar : Belajarlah di tempat dan pada waktu yang teratur.Atur posisi yang baik dan gunakan pencahayaan yang tepat.
4. Gunakan music : Musik Klasik membantu anda belajar lebih banyak dengan cara mengendurkan pikiran dan membuat anda selalu siap.
5. Istirahat secukupnya.
6. Rencanakan sebelumnya : Gunakan kalender anda untuk mempersiapkan suatu ujian atau presentasi. Anda akan dapat mengurangi stress dan mempertajam ingatan.
7. Berdiri dan duduk dengan tegak : Ketika memasuki ruangan, berjalnlah dengan tegak agar anda merasa yakin, dan duduklah dengan tegak agar anda tetap dalam keadaan berminat dan siaga.
8. Kegagalan adalah umpan balik : umpan balik adalah informasi yang diperlukan untuk mendapatkan keberhasilan dan memberikan arah.
9. Sikap : sikap dapat memperoleh lebih banyak daripada yantg kita harapkan, kalau kita memusatkan pikiran untuk itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar